Blog Archive

Wednesday, July 27, 2011

Bahayanya Brokenheart Syndrome





Dunia-Hijau. Bagi mereka yang pernah mengalami patah hati, tentunya akan sangat mengerti bagaimana kondisi hati dan fisik yang mereka alami saat itu. Kesedihan yang mendalam, kekecewaan yang berlipat, keputusasaan yang mendera, perasaan tidak dihargai, menjadikan suatu yang menyakitkan hati itu akan berdampak kepada fisik. Patah hati menyebabkan seseorang cenderung memilih untuk menarik diri dari keramaian. Seseorang yang baru saja patah hati lebih senang menyendiri dan merenung berlama-lama. Hal tersebut lah yang kemudian menimbulkan suatu kecemasan berlebihan yang bernama sindroma patah hati (‘Brokenheart Syndrome’).

Tahukah anda bahwa rasa sakit hati yang dialami, penderitaan dan kesedihan akibat luka hati bisa membunuh anda? Hal itu benar adanya. Hati yang patah ternyata bisa mematikan! Dan sayangnya, perempuan lah yang paling mungkin beresiko terbesar terkena sindroma tersebut. Berdasarkan sebuah penelitian medis telah diidentifikasi suatu penyakit yang disebut ‘Brokenheart Syndrome’. Penyakit tersebut Pertama kali dideskripsikan pada tahun 1991 oleh seorang dokter di Jepang. Brokenheart Syndrome adalah kondisi medis yang sering ditimpakan dan didominasi oleh wanita. Gejala tersebut mirip dengan serangan jantung. Penderita seringkali mengeluhkan nyeri dada, sesak napas dan perasaan kelelahan parah yang diakibatkan oleh kesedihan yang mendalam.

National Institute of Health baru-baru ini melaporkan bahwa setiap tahun lebih dari 60 juta orang Amerika mencari pengobatan untuk kegelisahan dan depresi sebagai akibat dari ketegangan mental yang mereka alami. Perempuan khususnya tampak sangat terbebani ketika mereka mengalami kesedihan mendalam. Lebih 2/3 dari mereka melakukan kunjungan ke dokter dan rumah sakit untuk memeriksakan keluhan yang mereka rasakan. Seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di Duke University yang bernama Mark Leary juga telah mempelajari perasaan sakit, mengatakan hubungan antara rasa sakit dan patah hati sangat masuk akal.

Penelitian ilmiah dalam beberapa tahun terakhir juga telah menunjukkan bahwa perasaan negatif seperti ketakutan, kemarahan, kesedihan, kesepian, kegelisahan dan depresi dapat memiliki efek yang merugikan untuk kesehatan fisik. Perasaan seperti itu benar-benar dapat menyebabkan suatu penyakit. Patah hati dapat menyebabkan fisik menjadi ikut-ikutan sakit. Pasalnya, daerah yang sama di otak yang diaktifkan ketika seseorang mengalami sakit di tubuh mereka, juga menjadi aktif ketika ia merasa ditolak oleh seseorang yang dicintai.

Menurut seorang Psikolog Universitas Michigan, Ethan Kross, yang juga merupakan penulis utama penelitian yang dilaporkan dalam ‘Proceedings of the National Academy of Sciences’ bahwa orang-orang yang perasaannya hancur akibat kisah percintaannya juga dapat merasakan sakit fisik yang sebenarnya. Kross juga merupakan asisten profesor di Departemen psikologi, ia bekerja sama dengan rekan-rekannya dan peneliti di Columbia University dan University of Colorado-Boulder mengumpulkan 40 orang yang pernah mengalami perpisahan (putus cinta) selama 6 bulan terakhir. Semua mengatakan putus cinta mengarahkan perasaan penolakan dan rasa sakit.

Partisipan yang terlibat dalam penelitian tersebut menjalani scan functional Magnetic Resonance Imaging (MRI). Mereka diminta untuk melihat foto mantan pasangan mereka, dan berpikir tentang apa yang mereka rasakan selama perpisahan mereka. Selain itu mereka juga melihat foto seorang teman dan berpikir tentang pengalaman positif baru-baru ini dengan orang tersebut. Kemudian mereka diminta untuk memakai perangkat yang menciptakan sensasi rasa sakit yang lumayan untuk mengukur reaksi sakit fisik.

Para peneliti membandingkan temuan dengan 500 scan tanggapan otak orang lain untuk sakit fisik, emosi, dan proses psikologis lain. Dan Kross mendapatkan hasil bahwa pengalaman akan penolakan sosial mengaktifkan daerah otak yang terlibat dalam pengalaman indrawi rasa sakit fisik. Pikiran, otak dan tubuh terkait erat. Dan temuan ini mungkin memberitahukan bagaimana patah hati dan penolakan dapat mengakibatkan berbagai jenis penyakit fisik dan gangguan.

Saya pernah mengalami bagaimana sakit dan sedihnya ketika mengalami patah hati. Yang saya rasakan ketika itu bisa dikatagorikan sebagai Brokenheart Syndrome. Karena kesedihan yang saya alami sangat berpengaruh terhadap fisik saya. Apalagi patah hati yang dialami adalah pada saat cinta pertama. Usia yang masih ABABIL ketika itu mungkin yang menyebabkan ketidaksiapan mental dan hati menerima kenyataan bahwa cinta itu harus berakhir. Hubungan yang terjalin selama 1 tahun yang diwarnai 3 x putus nyambung. Setiap kali putus, rasa sakit yang mendera hati sungguh sangat menyiksa batin dan fisik. Selera makanpun mendadak lenyap.

Tiap kali bangun tidur di pagi hari, rasa sesak yang tak terkira melanda. Kesedihan yang tertanam di hati tak terbendung lagi. Airmata yang mengalir tak henti seolah menjadi penyebab sakitnya fisik. Saat itu saya seperti mengalami suatu tekanan perasaan yang dahsyat. Rasa mual yang hinggap di perut saya menyebabkan perut saya menolak semua makanan yang masuk. Satu suap makanan saja yang masuk, langsung ‘keluar’ bahkan lebih banyak. Dan itu berlangsung cukup lama. Berat badan pun turun drastis. Sakit maag yang awalnya tidak pernah saya derita ternyata senang sekali ‘bermain-main’ di perut saya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...